Malam tanpa bintang tidak menyusutkan semangat untuk sang pemimpi dikala sinar lilin menerangi dan dimeriahkan paduan suara jangkrik yang bernyanyi ditengah kebisuan malam yang menunggu mentari menyambut pagi dengan semangat baru. '_'

Kamis, 07 Juni 2012

TERULANG KEMBALI

Perjalanan panjang yang telah kulalui dalam menapaki persaingan kehidupan yang semakin naïf bagi aktor-aktor yang bermodal aji mumpung berharap belas kasih orang yang tak pernah diinginkan bagai dalam dilema menentukan jawaban pilihan objektif lembaran-lembaran  ujian yang akan memutuskan lulus tidaknya seseorang dalam mencari makna kehidupan.
    Kisah-kisah telah tertulis dalam buku catatan sang penjaga setiap insan, catatan baik dan buruk yang tak pernah disadari bahwa aku, kamu, dan kalian semua telah melakukannya entah sendiri ataupun berkelompok. Bagai sebuah perlombaan 17 Agustus  yang dipadati para petarung-petarung hebat untuk saling bersaing merebut satu kata yaitu “pemenang” yang akan menjadi kebanggaan bagi dirinya dan menjadi perbincangan heboh dalam surat kabar tak luput pula bagi para penggosip dengan pertanyaan-pertanyaan yang tak pernah berubah dan yang selalu ada dalam setiap wawancara yaitu apa, dimana, kenapa, siapa mengapa dan bagaimana (adiksimba) kejadian tersebut  terjadi.
    Hanya pemenanglah yang mendapat piala kemenangan yang menjadi rebutan dalam beberapa pekan meninggalkan rutinitas ibu-ibu didapur, gadis-gadis yang berhias menonjolkan kecantikannya dan para lelaki yang mengumbar harapan memadati lapangan yang hanya ramai pada bulan Agustus yang akan menanti sepi kembali saat pertandingan usai hanya sisa-sisa kehebohan para sporter dan warna-warni bungkusan makanan dan botol aqua memamerkan keberadaan mereka yang berserakan yang tak sempat menjadi satu dalam bak-bak kuning para petugas kebersihan.
    Begitupula kehidupan yang kita jalani hanya berputar pada satu kebiasaan yang akan menjadi menu esok harinya dan tak tau kejutan apa yang menanti, menunggu dan berharap setitik sinar kan menyapa dalam doa para kekasih rasul. Kehidupan yang menguji setiap insan mengenai arti hidup yang sebenarnya. Rasa sakit, senang, marah, sabar dan arti menunggu untuk sesuatu yang lebih baik, semua telah dirasakan bagi insan yang beruntung bisa menghirup segarnya udara di pagi hari dan sesaknya kehidupan yang penuh persaingan namun berada pada jalan yang benar mengikuti peraturan yang telah disepakati.
Apakah arti hidup yang sebenarnya? Mungkin bagi setiap orang itu penting untuk diketahui agar mereka tau apa sebenarnya tujuan yang harus dicapai dari setiap hembusan nafas yang sangat berharga. Namun bagi sebagian orang itu tidak berarti selama keinginan dan kepuasan yang telah diraih itu sudah cukup, dibutakan oleh harta dan jabatan dibawah linangan air mata anak-anak yang tak sempat menyicipi hidangan mewah dan keringat orang-orang yang tak mampu tidur nyenyak karena mereka tersadar dari mimpi di siang bolong menunggu janj-janji para pemimpin negeri. Mengapa jawaban kehidupan begitu sulit tak semudah menjawab ujian dengan hanya membuka lembaran kertas yang telah tersusun dengan jawaban rapi maka senyum kemenangan menanti. Sesusah itukah mencarinya? Ataukah kesabaran manusia yang telah ditentukan batasnya sendiri oleh manusia itu, ataukah mungkin telah salah  memilih pilihan.
    Perasaan manusia tak bisa disatukan menjadi baik, karena itu adalah kehendak sang pencipta. Menjadikan perbedaan agar hidup berwarna dan bermain dalam kejamnya dunia yang sebenarnya mencari para pemenang sejati, jalaannya menujunya  telah memancarkan sinar kebesaran dan keagungan  dalam kitab suci yang menjadi pedoman manusia. Namun semua itu tidak berjalan mulus sesuai keinginan manusia karena telah diatur agar kita manusia dapat menentukan pilihan yang jawabannya ada di depan mata hanya ditutupi oleh sebercak noda dimana kita diberi tugas  bisakah kita menghapus noda itu dan seberapa kuat kita menuju-Nya. Hidayah itu akan muncul bagi orang-orang pilihan jadi berbahagialah bagi kalian yang telah dipilih.
    Rutinitas yang memadati kegiatan kita akan berulang terus-menerus, perasaan yang bergejolak dalam dada itupun akan terulang semua kebiasaan juga akan terulang, masa-masa yang telah terlewati akan terulang dalam kehidupan yang tak pernah kita sadari bahwa itu telah terjadi kembali. Dari kecil kita telah dia ajar tentang kebaikan dan berusaha menghindari keburukkan dan kita juga akan mengajarkan kelak pada anak-anak kita, hal tersebut telah menjadi menu hidangan dalam hidup yang tak akan terhapus karena itu adalah ketentuan yang tak dapat ditawar-tawar. Kelak kehidupan berakhir maka rutinitas itu akan berakhir namun jika nyawa masih bersarang dalam tubuh maka hal tersebut akan terulang kembali tergantung bagaimana kita menghargai dan memaknainya.
Juni 2012.
SERLIN

Tidak ada komentar:

Posting Komentar