Malam tanpa bintang tidak menyusutkan semangat untuk sang pemimpi dikala sinar lilin menerangi dan dimeriahkan paduan suara jangkrik yang bernyanyi ditengah kebisuan malam yang menunggu mentari menyambut pagi dengan semangat baru. '_'

Jumat, 15 Juni 2012

Kekuasaan itu cobaan


    Memiliki sesuatu yang besar membuat kebanyakan manusia terlena dengan hal itu. Terhipnotis dengan keindahan dunia yang hanya sementara tanpa sadar semua yang kita mikiki akan lenyap bila hari yang telah dijanjikan datang, hanya menunggu. Kekuasaan yang membuat seseorang lupa dengan diri yang sebenarnya karena sibukya mencari duniawi dan disilaukan oleh padatnya jadwal sehingga lupa dengan kewajiban yang wajib ditunaikan yaitu menghadap pada sang pencipta tidak jarang juga meninggalkannya. Ironis bukan? Seorang khalifah di dunia malah melupakan kewajiban yang utama, maka tak heran jika tugas yang kecil sering dilupakan.
    Para pemimpin negeri, pejabat-pajabat yang selalu menjadi soroton publik tak terelakkan dari masalah-masalah pemerintahan yang bahkan sering diperdebatkan di siding-sidang penting dengan ruangan yang terbilang mewah bahkan masih kurang dimata mereka dan butuh direnovasi dengan biaya yang cukup fenomenal untuk sebuah ruang rapat. Rakyat menjadi korban bahkan objek dalam kekuasaan dengan mengatakan untuk kepentingan rakyan, nyatanya bukan untuk kepentingan rakyat tapi kepentingan pribadi uang yang menjadi milik rakyat malah masuk dalam kantong pejabat-pejabat besar yang dengan bangganya sehari-hari mengendarai mobil bagus dan memakai jas-jas, sementara rakyat hanya mendapat janji-janji manis tanpa bukti yang nyata hanya merealisasikan sebagian kecil untuk rakyat dan sebagian besar untuk pribadi. Bukankah ini sudah mendara daging di negeri kita, kekuasaan disalah gunakan terlalu banyak contoh kasus yang merugikan rakyat seperti pembangunan-pembangunan yang dananya tidak jalas larinya  kemana, dana bos disekolah-sekolah malah lari ketempat lain, keadilan yang cukup miris dinegeri kita seperti kasus seorang nenek yang mencuri coklat bahkan dihukun beberapa bulan, namun bagaimana dengan para korupsi? Seseorang yang korupsi walau dalam penjara malah mendapat fasilitas yang mewah, bukankah ini sangat bertolak belakang? Apakah karena mereka seorang pejabat negara? Bukankah tugas seorang pejabat negara membantu rakyat kecil dengan mementingkan kepentingan rakyat diatas kepentingan pribadi.
    Kenyataan yang membuat negeri ini tidak akan pernah maju dalam segala hal bila perubahan itu tidak dimulai dari diri kita masing-masing. Jika seorang korupsi mendapat fasilitas mewah maka orang-orang tidak akan jerah melakukannya karena walau dalam penjara semua kebutuhan terpenuhi, dilayani dengan baik. Seseorang berbuat kriminal mungkin karena mereka tidak mendapat pekerjaan sehingga mereka tidak diberi pilihan untuk tidak melakukannya demi memenuhi lapar yang mengorogoti setiap hari karena kemiskinan yang tak sempat mereka tolak dan kurangnya kepedulian bagi kesejahteraan rakyat. Jika saja kesejahteraan itu ditingkatkan diberbagai daerah maka kehidupan nyaman itu akan tercapai. Walau semua itu jauh dari kata sempurna karena sempurna milik sang pencipta.


    Kekuasaan itu membutakan mata hati, menyibukkan diri dengan nafsu-nafsu yang mewah, meremehkan yang rendah. Kekuasaan juga membuat kita jauh dari keluarga, keluarga yang menjadi permata dalam kehidupan yang tidak dapat dibeli dengan uang, namun kenyataan itu kadang tergores oleh luka yang diberi akibat seseorang yang terlena sehingga mengganggu ketentraman yang ada. Menoreh luka dihati orang-orang yang tak sempat menjadi pemimpin yang mempunyai kekuasaan, tersakiti karena sikap, kata yang tak pernah terduga akan meluap hingga menenggelamkan bahagia dalam duka yang tak sempat dibayangkan sebelumnya, mengubah keadaan dalam sejenak hanya air mata yang dapat mengerti rasa hati. Seharusnya itu tidak terjadi karena keluarga adalah rumah bagi kita dikala kita merasa lelah dengan aktifitas dunia banyaknya masalah yang timbul maka keluarga tempat kita berkelu-kesah. Bila kepercayaan itu hilang maka kerugian yang akan ditimbulkan. 
    Bila kekuasaan itu datang pada orang-orang yang tidak bertanggung jawab maka perbedaan, kekecawaan, rasa sakit akan bermunculan dalam diri orang yang merasa dirugikan. Sadar atau tidak itu adalah sifat manusia yang tidak pernah puas dengan apa yang dimiliki, kita semua selalu ingin memiliki sesuatu yang lebih dari apa yang kita punya. Ayahku pernah berkata “ jika kelak garis tanganmu  menjadikanmu seorang pemimpin maka lakukanlah hal-hal yang menjadi kewajibanmu, dan berikan hak orang lain karena setiap perbuatan sekecil kumanpun akan mendapat pertanggungjawaban di akhirat kelak”. Nasihat yang insyallah akan aku ingat dalam menjalankan kehidupan, beliau juga pernah berkata “ aku bersyukur dulu aku tidak menjadi pejabat/ pemimpin karena Allah tahu apa yang terbaik buatku jika dulu aku menjadi pemimpin, mungkin aku akan sombong dan tidak adil karena kekuasaan itu adalah cobaan”. Sosok ayah yang mengajarkan aku arti hidup dan kejujuran yang sangat berarti buatku karena aku adalah anak baru yang belum mengerti sepenuhnya tentang kehidupan yang seakan-akan bisa  menyeretku dalam lemba nista. Saya berharap suatu saat saya bisa menjadi orang yang dapat dibanggakan khususnya oleh keluarga.
    Kekuasaan dapat mengatur hidup orang lain, mengubah seseorang menjadi tinggi derajatnya, lebih terhormat, namun juga dapat menjadi malapetaka bila amanah tersebut tak dilakukan dengan semestinya yang akan membuat hidup tidak tenang dengan akibat dari perbuatan yang terus menghantui karena semua itu akan mendapat balasan langsung di dunia atau diakhirat kelak dengan berbagai bentuk dia akan datang menguji hati-hati para pemegang kekuasaan.
   
                                                                                                                Juni 2012
                                                                                                                SERLIN

Tidak ada komentar:

Posting Komentar