Malam tanpa bintang tidak menyusutkan semangat untuk sang pemimpi dikala sinar lilin menerangi dan dimeriahkan paduan suara jangkrik yang bernyanyi ditengah kebisuan malam yang menunggu mentari menyambut pagi dengan semangat baru. '_'

Kamis, 07 Juni 2012

RINDU YANG TERLARANG

Manusia hadir sebagai khalifah dibumi, memikul tanggung jawab yang besar di pundaknya. Allah  menciptakan pria dan wanita berpasang-pasangan. Kehidupan yang penuh lika-liku, oleh karena itu diperlukan teman atau pasangan dalam berbagi masalah agar perasaan menjadi lega walau untuk beberapa waktu yang akhirnya membantu dalam menemukan penyelesaian.
    Dalam    menyelesaikan masalah memiliki cara yang berbeda-beda, ada yang cepat mendapatkan penyelesaian ada pula yang membutuhkan kesabaran ekstra dalam menempuh penyelesaian. Terkadang dalam hidup membutuhkan kesabaran dan pengorbanan untuk mencapai keinginan terlebih sebuah cita-cita, keteguhan hati yang tuluslah yang mendapat jawaban entah jawaban itu sesuai dengan keinginan ataukah jawaban itu sesuai dengan apa yang kita butuhkan.
    Dalam hidup mempunyai banyak cerita ada suka, duka, marah, kecewa semua menjadi satu dalam kerasnya arus kehidupan yang dapat menghayutkan hingga jauh, melumpuhkan jalan yang telah dilalui dengan berliku menguji kesabaran sang pemilik raga yang mencari arah pulang. Begitupula dengan cerita cinta yang memiliki versi masing-masing, jika cinta berbicara maka mata tertutup dari hal-hal melihat kekurangan hanya melihat kelebihan, telinga tertutup dari mendengar hal-hal buruk hanya mendengar hal-hal baik, semua sirna dan tak berarti jika cinta telah berbicara menjadikan hati berbunga-bunga disirami hujan yang selalu membasahi hati yang dulu tandus dan menyebarkan wangi keindahan dan kebahagiaan disekitarnya.
    Ketika sang takdir menguji hati, apakah perasaan itu tetap sama? Ataukah akan berubah seperti siang menggantikan malam dan malam menjadi pagi? Perasaan yang dapat dimengerti oleh sang pemilik bahkan terkadang tak dapat dipahami pula oleh pemiliknya, mencari tahu  apa maunya hati yang terkadang sesuatu hilang dari diri namun tak pernah disadari mencari dan mencari hingga tersadar bahwa sesuatu itu adalah kesalahan yang tak pernah disadari hingga menyakiti orang terkasih yang selalu ada saat kita sedih, susah bahkan marah yang kehadirannya selalu dibuyarkan dan dibutakan oleh silaunya kehidupan yang memanjakan.
    Jika kehilangan itu menghampiri hati-hati tersesat, maka kerinduan hadir mengisi kekosongan yang telah lama tak memiliki tuan, tempat yang dulu hanya untukmu namun kau tak pernah datang walau sekedar menjenguk hati yang rindu akan kehadiranmu. Setelah semua berlalu bertahap mengobati luka hati, luka itu berangsur pulih kembali saat pintu hati telah diketuk seorang penjaga yang memiliki janji, saat rindu menggebu yang tak dapt terbalas utuh.
    Kehadiran bayang-bayang semu yang menghantui langkah kaki membawa ku kembali padamu, merindui hati yang menjadi milik orang memandang wajah yang dulu menjadi idaman dalam lembaran-lembaran sejarah yang melelahkanku. Menunggu seseorang menggenggam tangan dalam resah gelisah dan takutku meninggalkanmu, dia datang bagai penyelamat dalam waktu yang terasa sangat menyiksa membawa beban dan mengantar dalam gelap malam menuju karamaian  hingga ku yakin kan sanggup menjaga setiap kepercayaan yang kuberi. Sekilas meneduhkan resah sehingga senyum itu mekar, namun kebahagiaan itu berubah kecewa, marah akan kesalahan dari lelucan lucu yang membuatku tersenyum bahagia di atas dilema yang mengkhawatirkanmu hingga menjebakmu dalam tingkah konyol bayangku.
    Menyembunyikan difikiran dari kata yang mengganggumu tanpaku sadar air mata itu jatuh saat ku tersadar dari senyum kebahagiaan yang menyeretmu dalam duka waktu karenaku. Saat kata maaf tak dapat membendung rasa maka derita yang menemani namun, cinta memberi jalan kearah bahagia. Sifat yang tak dapat kumengerti mungkin karena sang waktu belum menjawab, tapi yakinku hari itu kan datang membawa ku pergi dan berpaling menjauh pada masa lalu yang telah  kembali pada kasih mengarungi lautan menuju sesuatu yang kau rindui bersama angin yang menyejukkan dan tak ingin menjadi beban hatimu. Apakah rindu itu terlarang buatmu? Ataukah harus melarang hati merinduimu Perjalanan yang kita lalui terhadang oleh badai hingga memisahkan namun saat ini kutak sanggup lepas dari genggamanmu. Rindu yang tak lagi milikku, hati yang setia namun raga tak setia  berpaling jauh.
    Hingga hari yang cerah menghampiri dari kelabu bayangmu, yang membingungkan. Ditengah perjalanan seseorang datang menghampiri saat tangis menemani kesendirian memberi arah jalan untuk melupakanmu dalam bahagiamu, kau telah memilih jalanmu, aku akan mengikuti jalanmu dengan arah yang berbeda, kelak persahabatan menghampiri kita dalam menggapai hari.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar