Kasih sayang yang tak pernah pupus oleh waktu
Cinta murni tanpa pamrih
Pengorbanan tulus bagai embun dikala sang fajar menyambut mentari pagi membangunkan dunia tuk menempuh kehidupan
Setulus kasih yang tak pernah menyiratkan duka
Seucap doa tak terbalas dunia dan isinya
Hidup tanpa iman,
Rapuh.
Raut wajah yang menyiratkan cahaya yang menuntun dikegelapan
Saat dunia menjauhimu mereka hadir dengan sejuta senyum harapan
Membawa damai dari tumpukan duri yang menyayat kelembutan kulit indah
Belaian lembut tangan mereka yang menyejukkan hati dikala duka menyelimuti harimu
Garis keriput menjadi hiasan wajah dalam kasihnya padaku, kulit kering berbalut tulang yang setia menemani hari mereka
Mencari selembar rupiah tuk sekedar melepas dahaga di keramaian menu gedung-gedung pencakar langit
Berlomba dengan kokokan ayam dan kicauan burung yang membangunkan para pemimpi dari mimpi indahnya
Mengayuh langkah dalam gelapnya malam hingga pagi menjemput
Sebulir air menetes di tengah pancaran sang surya pertanda lelah menghinggapi badan tua renta
Namun semangat tak pernah susut walau raga tak bersahabat lagi
Terkadang amarah, butiran air mata membasahi perjuangan tanpa henti
Kemana arah angin berhembus menjadi saksi perjalanan terukirnya sejarah dunia tanpa kepalsuan
Kekayaan hati menjadi pelita dalam kegelapan metropolitan yang jauh dari kata damai
Walau hati menangis, badan menyerah karena dimakan usia, namun kegigihan dalam menapaki kehidupan fatamorgana menjadi teladan
Ketulusan yang tak kan pupus sampai kehidupan selanjutnya
Seribu kata tak bias menggambarkan arti mereka dalam kehidupan
Selama hati belum mati, kehuidupan itu nyata bagi pejuang seperti mereka.
Jumat, 24 Mei 2012.
Cinta murni tanpa pamrih
Pengorbanan tulus bagai embun dikala sang fajar menyambut mentari pagi membangunkan dunia tuk menempuh kehidupan
Setulus kasih yang tak pernah menyiratkan duka
Seucap doa tak terbalas dunia dan isinya
Hidup tanpa iman,
Rapuh.
Raut wajah yang menyiratkan cahaya yang menuntun dikegelapan
Saat dunia menjauhimu mereka hadir dengan sejuta senyum harapan
Membawa damai dari tumpukan duri yang menyayat kelembutan kulit indah
Belaian lembut tangan mereka yang menyejukkan hati dikala duka menyelimuti harimu
Garis keriput menjadi hiasan wajah dalam kasihnya padaku, kulit kering berbalut tulang yang setia menemani hari mereka
Mencari selembar rupiah tuk sekedar melepas dahaga di keramaian menu gedung-gedung pencakar langit
Berlomba dengan kokokan ayam dan kicauan burung yang membangunkan para pemimpi dari mimpi indahnya
Mengayuh langkah dalam gelapnya malam hingga pagi menjemput
Sebulir air menetes di tengah pancaran sang surya pertanda lelah menghinggapi badan tua renta
Namun semangat tak pernah susut walau raga tak bersahabat lagi
Terkadang amarah, butiran air mata membasahi perjuangan tanpa henti
Kemana arah angin berhembus menjadi saksi perjalanan terukirnya sejarah dunia tanpa kepalsuan
Kekayaan hati menjadi pelita dalam kegelapan metropolitan yang jauh dari kata damai
Walau hati menangis, badan menyerah karena dimakan usia, namun kegigihan dalam menapaki kehidupan fatamorgana menjadi teladan
Ketulusan yang tak kan pupus sampai kehidupan selanjutnya
Seribu kata tak bias menggambarkan arti mereka dalam kehidupan
Selama hati belum mati, kehuidupan itu nyata bagi pejuang seperti mereka.
Jumat, 24 Mei 2012.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar